Manfaatkan IT, Desa Harus Berinovasi

BANDUNG – Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, setiap desa harus mampu berinovasi dengan memanfaatkan informasi dan teknologi (IT).

Melalui pemanfaatan IT tersebut untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi yang diinginkan atau diharapkan warga sekitar.

Hal tersebut terungkap dalam musyawarah antar desa (MAD) di Aula Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Selasa (2/4/2019).

Dalam musyawarah antar desa itu dihadiri Camat Majalaya Mochamad Usman, aparatur desa dan pendamping desa asal 11 desa di Kecamatan Majalaya.

Mochamad Usman berharap, pembangunan kantor desa harus dibarengi dengan program inovasi desa. “Kami berharap di dalamnya (desa) sarana dan prasarana komplit mulai dari IT-nya,” kata Usman di tengah-tengah musyawarah antar desa.

Ia mengatakan untuk meningkatkan komunikasi di antara aparatur desa dan RW setempat, proses komunikasi bisa melalui video kompren.

“Disaat Ketua RW ada di luar kota, tetap kepala desa bisa komunikasi,” harapnya.

Usman pun berharap dengan adanya akses IT, warga setempat bisa mengakses jumlah penduduk di antaranya melalui wibsite desa.

“Jadi tidak perlu bertanya lagi, tinggal mengakses wibsite,” katnya.
Camat pun berharap pelayanan desa bisa lebih modern, di antaranya dalam pengembangan program desa khususnya dalam pengelolaan air bersih.

“Di desa bisa dibangun air bersih. Dalam pengelolaannya bisa melibatkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes),” katanya.

Untuk diperhatikan pula, imbuh Usman, dalam perawatan mesin pengolahan air bersih. Untuk itu, dibuatkan badan pengelola air bersih.

“Disaat ada mesin pengolahan air bersih rusak, bisa diperbaiki. Tentunya harus disiapkan anggaran dari iuran pengelolaan air bersih tersebut yang diambil dari konsumen air bersih atau warga sekitar. Tetapi konsumen tidak ditekan dalam iuran pemeliharaan mesin pengolahan air. Memang kita perhatikan, pengelolaan air di desa banyak sosialnya,” ucapnya.

Dikatakannya, dalam pengelolaan air di desa atau pam desa, biasanya sarana sekolah, masjid dan sarana sosial lainnya gratis tidak diminta iuran.

Ia pun sangat mengapresiasi di saat Bumdes ada yang memhuat air kemasan untuk kelangsungan usaha di lingkungan desa.

“Melalui kemasan air itu, desa dapat penghasilan. Yang semula nilai sosial, menjadi nilai ekonomi dan berdampak pada semua bidang untuk pengembangan pembangunan di desa,” jelasnya.

Ia mengatakan, dengan adanya pengelolaam air bersih ini untuk mengantisipasi kebutuhan air bersih disaat memasuki musim kemarau.

“Kalau sudah ada air bersih bisa menjadi indikator indeks pembangunan manusia (IPM),” ucapnya.

Dikatakan, dengan adanya air bersih dapat menurunkan penderita penyakit diare. “Air tak hanya untuk air minum tapi berdampak pada kesehatan masyarakat,” tuturnya.

Untuk itu, ia berharap, air bersih bisa dikelola melalui Bumdes, khususnya air kemasan.

Ia pun mengapresiasi Pemerintahan Desa Neglasari dan Wangisagara Kecamatam Majalaya yang sudah mampu mengembangkan Bumdesnya.

“Kedepannya, saya berharap pemerintahan desa bisa mengembangkan potensi pariwisata. Contohnya, banyak orang yang datang ke Vila Kancil Solokanjeruk. Di Majalaya, bisa mengembangkan potensi pariwisata supaya orang luar bisa mendatangi desa-desa di Majalaya,” katanya.

Untuk menarik minat warga luar, ia berharap masing-masing desa ada potensi unggulan. Misalnya, bagaimana caranya membuat kain dan produksi roti, supaya warga luar bisa melihat langsung.

“Saat ini, Desa Neglasari sudah memiliki  produksi beras unggulan. Beras organik asal Desa Neglasari bisa dipromosikan dan dikembangkannya. Pengembangan pertanian padi organik bisa menjadi destinasi wisata ,” pungkasnya. (KS)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *