Empat Bakal Cabup Bandung, Bawa Formulir ke Partai Golkar

BANDUNG, TRIMEKAR – Sebanyak empat orang bakal calon Bupati Bandung dari kader Partai Golkar maupun eksternal sudah memgambil formulir pendaftaran ke Kantor DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung di Jalan Citaliktik Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, Minggu (10/11/2019) sore pukul 17.30 WIB.

Keempat bakal calon Bupati Bandung itu, yakni Yoga Santosa (mantan Anggota DPR RI), Feri Sandiana (Ketua Kadin Kabupaten Bandung), H.M. Dadang Supriatna (Anggota DPRD Provinsi Jabar), dan H. Sugianto (Ketua DPRD Kabupaten Bandung).

Pengambilan formulir pendaftaran bakal calon bupati Bandung itu dilaksanakan secara bertahap dan diserahkan langsung oleh Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung H. Dadang M. Naser disaksikan Ketua Tim Seleksi Calon Bupati Bandung H. Cecep Suhendar dan Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung H. Sugianto.

Sebelumnya, ada 7 nama yng direncanakan mengambil formulir pendaftaran bakal calon bupati Bandung tersebut.

Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung H. Dadang M. Naser mengatakan, pihaknya tidak akan mengizinkan istrinya, Hj. Nia Kurnia Dadang M. Naser mencalonkan diri menjadi bakal calon bupati Bandung.

Pihaknya akan memberikan kesempatan kepada kader-kader terbaik dari Partai Golkar lainnya, khususnya kaum pria untuk maju pada penjaringan bakal calon bupati Bandung pada pilkada Bandung 2020.

Pernyataan Dadang itu setelah ditanya oleh wartawan, usai menyerahkan empat formulir pendaftaran bakal calon bupati Bandung kepada empat bakal calon yang berasal dari kader Partai Golkar dan dari eksternal partai.

“Saya sebagai suami tak mengizinkan beliau (Hj. Nia Dadang M. Naser) jadi bupati. Pertimbangannya, dua sisi, yaitu satu saya memberikan kesempatan kepada pria. Tapi mohon maaf, bukan karena gender atau membandingkan. Kedua, pertimbangannya menjadi bupati Bandung berat, apalagi bupatinya seorang wanita. Tapi ini untuk di Kabupaten Bandung. Tapi tidak tahu kalau di kabupaten dan kota lain,” katanya.

Dadang mengatakan, bahkan sudah ada yang mengungkapkan dari DPP Partai Golkar yang mengharapkan istrinya, yaitu Hj. Nia Kurnia Dadang M. Naser maju pada pilkada Bandung mendatang.

“Saya bilang tidak. Kita memberikan hak kepada siapa saja, silahkan untuk maju pada pilkada Bandung mendatang,” katanya.

Ia mengungkapkan DPD Partai Golkar memberikan kesempatan dan masih terbuka untuk menjalin komunikasi dengan partai lain.

“Kita masih terbuka untuk melakukan komunikasi politik dengan partai lain,” katanya.

Dadang juga mendorong kepada para kandidat untuk melakukan komunikasi dengan partai lain. Karena tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan dukungan melakjkan koalisi dengan partai lain. Tetapi bisa juga tak berkoalisi dengan partai lain

“Setelah satu minggu para kandidat mengambil formulir, mereka harus segera mengembalikan formulir,” katanya.

Memurutnya, setelah mengambil formulir dan mengisi formulir tersebut, para kandidat untuk melakukan komunikasi politik, baik dengan organisasi masyarakat maupun bicara dengan para komunitas.

Hal itu untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas dalam pencalonan. Selain itu, visi misi kandidat untuk meningkatkan pemahaman dalam pencalonan bakal calon bupati Bandung.

“Yang mendaftar saat ini, ada dari kader partai dan ada dari profesional atau eksternal partai,” katanya.

Sementara itu, Ketua Tim Seleksi Bakal Calon Bupati Bandung H. Cecep Suhendar mengatakan, para bakal calon bupati Bandung yang sudah mengambil formulir pendaftaran maupun yang belum mengambil formulir akan melewati sejumlah tahapan.

Yaitu, melalui penjaringan dengan cara pengambilan dan pengembalian formulir bakal calon bupati Bandung.

Kemudian penyaringan, melalui tahapan persyaratan umum dan khusus, seleksi akademisi, pemaparan visi dan misi.

“Selain itu melalui survai dan selanjutnya diolah untuk diakumulasikan hasilnya dan dikirim ke DPP Partai Golkar melalui DPD Partai Golkar Jabar untuk mendapatkan rekomendasi dari pusat,” jelas Cecep.

Kemudian, lanjut Cecep, melaksanakan deklarasi, membentuk tim dan mendaftarkan bakal calon bupati Bandung ke KPU Kabupaten Bandung pada 16-18 Juni 2020.

Menurutnya, menjadi bupati Bandung guna melanjutkan perjuangan Bupati Bandung Bandung H. Dadang M. Naser sangat berat.

“Mengapa berat? Karena kader partai Golkar yang menggantikan Bupati Bandung saat ini harus lebih baik dari sebelumnya. Yaitu harus memiliki reputasi dan dedikasi yang lebih baik dari bupati Bandung sebelumnya,” harapnya.

Salah satu contoh urusan kondisi sosial ekonomi, yakni tingkat kemiskinan di Kabupaten Bandung mengalami penurunan dari 8,3 persen menjadi 6,6 persen. Sementara angka pengangguran dari 10,6 persen menjadi 5,0 persen.

“Ini beban kandidat untuk mempertahankannya, guna meneruskan kader Partai Golkar yang duduk sebelumnya menjadi kepala daerah,” katanya.

Ia berharap kepada para kandidat memiliki komitmen dan konsisten dalam penanganan kemiskinan. Selain itu, konsen pada ekonomi kreatif dan penanganan masalah lingkungan.

“Intinya, harus pro pelayanan publik, di antaranya pengembangan usaha mikro kecil dan menengah. Kemudian mampu meningkatkan kualitas pendidikan guna menuju Indonesia unggul,” ujarnya. (TM-02/forkowas)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *