Bupati Usulkan Sistem Pertanian Terpadu di Kawasan Bendungan Jatigede

Radio Trimekar FM – Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo menyambut baik usulan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir terkait sistem pertanian terpadu (integrated farming system) di kawasan Bendungan Jatigede dan ‘food estate’ berbasis mangga gedong gincu, kedelai, jagung, dan ubi cilembu.

Tanggapan itu disampaikan Mentan RI saat ditemui Bupati Sumedang di kantornya, di Ragunan Jakarta, Jumat (3/12).

Di hadapan Mentan, Bupati menyampaikan berbagai potensi komoditas pertanian yang dimiliki Kabupaten Sumedang seperti Ubi Cilembu, Mangga Gedong Gincu dan kacang kedelai.

“Ubi Cilembu sudah diekspor ke Hongkong dan Malaysia, Mangga Gedong Gincu diekspor ke Rusia dan menghasilkan 27 ribu ton per tahun. Potensi pengembangan lahan untuk kedelai di Desa Wanasari dan Wanajaya Kecamatan Surian,” ucapnya.

Bupati pun menyampaikan berbagai kendala yang dihadapi dalam mengembangkan berbagai komoditas tersebut.

“Gedong Gincu masih perlu ditingkatkan produksinya bersamaan dengan menghilangkan penyakit lalat buah. Kedelai produksinya masih 2000 ton per tahun sementara kebutuhan 9000 ton, sehingga masih menggunakan kedelai impor,” ucapnya.

Menurut dia, Kabupaten Sumedang sudah ada lokasi yang bisa diperuntukkan sebagai ‘integrated farming’ dan ‘food estate’.

“Untuk peternakan dan perikanan kita punya potensi Waduk Jatigede dalam rangka pengentasan kemiskinan warga di wilayah Jatigede,” ujarnya.

Oleh karena itu, Bupati pun memohon bantuan dari Menteri agar Kabupaten Sumedang bisa menjadi lokus ‘pilot project’ program ‘integrated farming’, ‘food estate’, pertanian berbasis korporasi dan program lainnya.

“Alhamdulillah Pak Menteri menyambut baik usulan Sumedang dan langsung menugaskan bawahannya untuk mematangkan konsep dimaksud dalam bulan ini sehingga bisa langsung dieksekusi,” katanya.

Dikatakan, untuk pengembangan Mangga Gedong Gincu, Pemkab harus menyiapkan lahan 200 – 300 hektar, berikut SDM
dan konsepnya dan dalam satu bulan selesai untuk identifikasinya.

“Kementan akan memfasilitasi ekspor mangga Gincu ke Jepang, terutama pemenuhan persyaratannya yakni bebas dari hama lalat buah,  dimana saat ini Jepang membutuhkan 400 ton/tahun manggadan Sumedang sendiri menghasilan sekitar 26.000 ton/tahun,” ucapnya.

Rencana ‘integrated farming’ kedelai di wilayah Surian akan  dicoba diidentifikasi sehingga bisa benar-benar terpadu

“Dengan cara ini, diharapkan kebutuhan kedelai dapat dipenuhi dari Sumedang sendiri. Tidak lagi impor. Apalagi Sumedang meupakan produsen Tahu yg bahan bakunya kedelai. Bahkan Pak Menteri meminta ada diversifikasi berupa produk susu kedelai,” tuturnya.

Ditambahkan, konsep ‘food estate’ akan dikaji di lahan 1000 hektare yang terdiri dari multi komoditas, termasuk komoditas jagung  yang didorong di lahan 1000 hektare serta dicoba di lahan 20 hektare.

“Pak Menteri sangat antusias membantu dan langsung akan ditindaklanjuti. Akhir Desember harus segera dieksekusi. Untuk pendanaan bisa bersumber dari mana saja,” ujarnya. (opah)***

Exit mobile version