Golok Cimungkal Pertahankan Budaya Kearifan Local

Trimekarfm.com – Dikelililingi pemandangan alam yang masih alami dengan udaranya yang masih sejuk, warga Desa Cimungkal Kecamatan Wado, masih pertahankan budaya kearifan lokal yang diwariskan dari leluhur mereka secara turun temurun.

Hal itu diungkapkan kepala Desa Cimungkal, Dede Rustandi, S.Pd,.M.SI, saat di temui wartawan di kantor Desa, Selasa (25/6/2024).

Golok (Sintung), merupakan salah satu keistimewaan yang berada di Desa ini, yang dikerjakan warga lokal secara turun temurun dari warisan leluhur.

“Hampir ± 60% warga kami disini, faham akan cara pembuatan golok (Pandai), dan ini dikarenakan tradisi kami diturunkan secara turun temurun ke setiap generasi, termasuk saya salah satunya,” ungkapnya.

Golak Cimungkal ini, lanjut kades, memiliki keunggulan dalam hal kekuatan, hingga tak kurang banyak pemesan dari luar daerah seperti halnya dari Jepara, Jambi dan juga tak kurang pesanan dari para pejabat tinggi.

Saat ditanya tentang cara pemasaran, Dede menegaskan, kalau warganya tidak memasarkan secara serius ataupun khusus, karena disini hanya menerima sebagai pesanan peminat saja.

Untuk diketahui, dalam proses pembuatan golok Cimungkal ini tidak dengan waktu yang sembarangan dan penuh perhitungan dan bara yang digunakan untuk peleburan pun berbeda dengan pandai pada umumnya.

“Kita gunakan bara khusus dari bambu Haur untuk peleburan besi atau Baja dengan pendinginan tidak menggunakan air garam ataupun oli bekas pada umumnya,”jelasnya.

Mata air Cihikeu sebagai bahan untuk pendinginan, kata Dede, merupakan salah satu dari sekian proses pembuatan golok ini dan ini yang dari sekian hal yang membuat golok ini berbeda.

“Kami berharap, budaya ini tak tergerus oleh jaman dan akan selalu abadi hingga turun temurun ke setiap generasi,” tambahnya.

Selain dari penghasil golok berqualitas, Desa Cimungkal ini merupakan penghasil Opak merah yang berbahan beras ketan yang biasa berjejer di toko – toko atau pedagang pinggir jalan sebagai oleh-oleh.

Dan ini juga merupakan mata pencaharian sebagian warga yang bekerja secara berkelompok untuk dijual ke para pengepul dan di pajang atau di order kembali ke para pedagang hingga ke daerah Bandung

Exit mobile version